BUDIDAYA IKAN ARWANA
Oleh:
ADENIA CONSTANSIA SITEPU
110302024
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatNya penulis bisa menyelesaikan
Paper Budidaya Ikan Arwana. Paper ini bertujuan sebagai salah satu syarat penilaian
mata kuliah Ikhtiologi.
Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Prof Dr. Ir. Hasan Sitorus, M.A. M.S selaku Dosen Penanggungjawab mata
kuliah Budidaya Perairan yang telah mengarahkan dalam pembuatan Paper Budidaya
Ikan Arwana.
Akhir kata, saya meminta maaf
apabila terdapat kesalahan penulisan maupun ejaan di dalam tugas paper saya
ini.
Medan,
Maret
2013
Adenia C. Sitepu
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ iii
BAB
I Pendahuluan
1.1 Latar
belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan
.................................................................................................. 2
BAB II Taksonomi dan Morfologi....................................................................... 3
BAB III Pemilihan Lokasi..................................................................................... 3
BAB
IV Persiapan Budidaya
4.1 Penyiapan
Budidaya.............................................................................. 7
4.2 Penyediaan Benih.................................................................................. 8
4.3 Prasarana Budidaya............................................................................... 8
BAB
V
Pemeliharaan
5.1 Padat Tebar Benih................................................................................. 9
5.2 Pakan dan Pemberian Pakan ................................................................. 9
5.3 Pengendalian Hama dan Penyakit......................................................... 8
BAB
VI
Panen dan Pacsa Panen
BAB
VII
Daftar Pustaka
DAFTAR
PUSTAKA

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arwana (Scleropages sp.) adalah ikan hias yang
memiliki sosok tubuh pipih memanjang dengan sisik indah berkilauan. Ikan ini
tampak begitu anggun memesona saat berenag di perairan, begitu tenang, kalem,
dan berwibawa. Tak heran jika sosok arwana yang memiliki julukan “si ikan
kayangan” ini bisa membuat orang jatuh
hati saat memandangnya. Arwana atau arowana, dalam beberapa literatur
dinyatakan sebagai jenis ikan hias air tawar yang berasal dari Brazil, Amerika
Selatan. Arwana brasil ini termasuk genus Osteoglossum. Meskipun demikian, di
Indonesia terdapat beberapa jenis ikan hias yang sangat mirip dan masih satu
kerabat dengan arwana brasil (Apin, 2005).
Ikan-ikan ini memiliki nama antara
lain ikan kayangan, ikan naga, silok, kaleso, kalikasi, peyang, tengkuso, dan
tangkaleso. Arwana asli Indonesia ini termasuk genus Scleropages. Oleh para
hobiis, ikan-ikan ini disebut dengan arwana asia. Di Indonesia, awalnya arwana
tidak dikenal sebagai ikan hias
komersial. Di beberapa daerah, seperti Pontianak, Banjarmasin, Riau, dan Jambi,
ikan ini banyak diburu masyarakat untuk ikan konsumsi yang lezat. Sejak itu
pula, arwana mulai marak diburu orang untuk diperjualbelikan sebagai komoditas
ikan hias komersial. Keindahan arwana-arwana asli Indonesia ini kemudian mulai
tersohor ke berbagai mancanegara. Karenanya, permintaanekspor pun meningkat dan
keberadaan spesies purba ini semakin dikhawatirkan. Menurut data dari berbagai
sumber, hanya spesies Scleropages formosus yang hidup di Kalimantan dan Sumatera
yang dinyatakan langka (Kartini, 2009).
Ironisnya, semakin dibatasi,
perdagangan gelap arwana justru semakin menggila. Ini pula yang menyebabkan
harga arwana semakin menjulang. Sehubungan dengan hal itu, pada tahun 1980,
pemerintah Indonesia melalui Menteri Pertanian mengeluarkan surat keputusan
(SK) yang menyebutkan bahwa arwana merupakan salah satu ikan yang dilindungi
pemerintah dari kepunahan. Karenanya, pemerintah melarang penangkapan arwana di
perairan alami dan perdagangan arwana hasil tangkapan (Apin, 2005).
Dengan
semakin meningkatnya permintaan ikan arwana untuk saat ini, maka
menyebabkan budidaya ikan arwana mengalami peningkatan, sehingga secara
langsung akan memempengaruhi permintaan benih yang semakin meningkat pula. Akan
tetapi, kuantitas benih saat ini masih belum sepenuhnya terpenuhi
terutama untuk benih yang berkualitas baik sehingga pembenihan ikan arwana
masih memiliki prospek yang cukup baik. Untuk menghasilkan benih dengan
kualitas yang baik, maka suatu unit pembenihan memerlukan sarana dan prasarana
yang memadai (Kartini, 2009).
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara
membudidayakan Ikan Arwana, yaitu seperti : memilih lokasi budidaya, persiapan
budidaya (kolam, benih, dll), pemeliharaan (padat benih, pakan, dan
pengendalian penyakit), dan juga pada saat pemanenan.

TAKSONOMI DAN
MORFOLOGI
IKAN ARWANA
2.1 Taksonomi
Bersangkutan dengan hal tersebut Ditjen Perikanan Budidaya
(2011), menyatakan bahwa ada empat genus yang dikenal tetapi yang lazim
dan banyak diperdagangkan hanya dua genus yaitu Scleropages dan Osteoglossum.
Sementara itu arwana asia sering disebut ikan naga, ikan kayangan atau ikan
siluk karena berasal dari genus Scleopages. Berikut adalah klasifikasi ikan
arwana:
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Pisces
Sub
Kelas : Teleostei
Ordo
: Malacopterygii
Famili
: Osteoglossidae (Bonytongues)
Genus
: 1. Arapaima : Spesies
: Arapaima gigas (giant arwana)
2.
Osteoglossum
: Spesies : Osteoglossum
bicirrbosum
Spesies
: Osteoglossum ferreirai
3. Scleropages : Spesies
: Scleropages formosus
Spesies
: Scleropages guntberi
Spesies
: Scleropages Leicbardti
Spesies : Scleropages
Jardini
4. Clupisudis : Spesies
: Clupisudis nilot/Heterotis Nilotic
(nile
arowana)
2.2 Morfologi
Ikan
1. Badan dan
kepala agak padat. Tubuh pipih dan punggung dari moncong hingga sirip punggung
agak datar
2. Letak
sirip punggung berdekatan dengan pangkal sirip ekor.
3. Sirip
anus lebih panjang dibandingkan dengan sirip punggung. Panjang sirip anus ini
hampir mencapai sirip perut.
4. Moncong
atau mulut mengarah ke atas dilengkapi sepasang sungut. Dua arah sungut tampak
mencuat dari bawah bibir atau dagu. Sungut ini berfungsi sebagai sensor getaran
utuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air.
5. Mulut arwana
berukuran lebar dengan rahang yang cukup kokoh.
6. Gigi
arwana berjumlah 15-17 buah.
7. Garis
lateral atau gurat sisi di samping kanan dan kiri tubuh arwana panjangnya 20-24
cm.
8. Panjang
tubuh arwana dewasa bisa mencapai 30-80 cm.
9. Sisik
arwana berbentuk bulat, berukuran besar, dan permukaannya mengilap.
10. Warna
sisiknya sangat bervariasi. Biasanya waena sisik ini dijadikan patokan untuk
member nama suatu jenis arwana. Warna sisik arwana ini antara lain hijau, perak,
merah, hingga merah keemasan (Santana, 2011).

PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA
IKAN ARWANA
Pemilihan
Lokasi Budidaya Ikan Arwana :
3.1
Persyaratan Teknis
Momon dan Hartono (2002), menjelaskan tentang persyaratan teknis dalam usaha
pembenihan arwana adalah sebagai berikut :
-
Bukan merupakan daerah rawan banjir.
-
Berupa tanah persawahan dan tidak berbau.
- Dekat dengan sumber air dan berada di daerah aliran air.
- Tersedia air yang cukup dan tidak terlalu terpengaruh oleh
musim.
- Kualitas air sesuai dengan habitat arwana dan tidak
tercemari limbah rumah tangga maupun industri.
- Luas lahan disesuaikan dengan skala usaha ekonomis (Kartini,
2009).
3.2 Persyaratan Non Teknis
- Dekat dengan pemukiman penduduk sehingga mudah mencari
tenaga kerja.
- Dekat dengan pemukiman penduduk sehingga mudah untuk
memasarkan benih-benih arwana.
- Tersedianya gudang pakan untuk menyimpan pakan ikan.
- Tersedianya laboraturium hama dan penyakit (Kartini,
2009).

PERSIAPAN BUDIDAYA
IKAN ARWANA
4.1
Penyiapan Kolam Ikan Arwana
Oleh Ditjen Perikanan Budidaya (2011), perlengkapan akuarium
yang memadai menjadi syarat penting dalam mendukung cara pemeliharaan yang
baik. Berikut adalah syarat akuarium yang memadai untuk pemeliharaan benih:
1. Untuk arwana kecil yang berukuran sekitar 10 cm perlu
disiapkan akuarium berukuran 70 x 35 x 35 cm dengan tebal kaca 5 mm. Pasang
lampu penerang dengan daya 20 watt dan filter air Dymen 600.
2. Untuk arwana yang berukuran besar dapat digunakan
akuarium berukuran 220 x 85 x85 cm dengan tebal dinding kaca 12-15 mm. Pasang
lampu penerang dengan daya 120 watt. Lengkapi dengan filter Eheim 2034.
3. Peralatan pokok dalam akuarium :
a. Aerator
Aerator atau vibrator gunanya untuk
memasok oksigen dalam akuarium dan mengusir karbondioksida.
b. Filter
Filter yang sering dipasang untuk
akuarium arwana yaitu filter temple yang portable atau filter gantung yang
dipasang pada bagian atas akuarium.
c. Lampu
Lampu akuarium biasanya dipasang
pada penutup akuarium, sehingga tersembunyi dan hanya pantulannya saja yang
kelihatan menerangi arwana.
d. Thermometer
Thermometer dipakai untuk mengetahui
suhu air akuarium.
e. Heater dan thermostat
Alat pemanas yang sering dipakai
untuk menaikan suhu air adalah heater dan thermostat. Alat ini sangat penting,
bukan saja untuk menaikan suhu hingga berada pada kisaran yang optimum, namun
juga untuk mencegah agar suhu senantiasa stabil.
f. Kertas
pH dan alat pengukur pH lainnya
Kertas pH dibutuhkan untuk
mengetahui keasaman dari air akuarium, karena arwana membutuhkan air yang
sedikit asam sampai netral. Untuk menetahui cocok tidaknya keasaman air itu
bisa dipakai kertas lakmus dan alat pengukur pH lainya, seperti pH tester.
g. Alat-alat lainnya
Alat lainnya yang dibutuhkan dalam
perawatan arwana misalnya selang plastic
penyifon, ember plastik untuk menampung dan membuang kotoran, batu apung
pembersih kaca, kain lap, dan lainya (Santana, 2011).
4.2 Penyediaan benih
Untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan, benih ikan yang akan ditebarkan sebaiknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.
Benih ikan tidak
mempunyai warna tubuh yang terlalu mencolok, karena dapat menarik perhatian
dari hewan-hewan pemangsa
- Ikan
bersifat omnivora (pemakan segala)
- Benih
berasal dari jenis ikan yang unggul dan sehat
- Bisa
hidup di perairan dangkal dan tahan panas
- Disukai
masyarakat
4.3
Prasarana Budidaya
Perlengkapan akuarium atau kolam yang memadai
menjadi syarat penting dalam
mendukung cara pemeliharaan yang baik.
Akuarium dan perlengkapannya
- Untuk arwana kecil yang berukuran sekitar 10 cm perlu disiapkan akuarium berukuran 70 x 35 x 35 cm
dengan tebal kaca 5 mm.
Pasang lampu penerang dengan daya 20 watt dan filter air Dymen 600.
- Untuk arwana yang berukuran besar dapat digunakan akuarium berukuran 220 x 85 x 85
cm dengan tebal dinding kaca 12-15 mm.Pasang lampu penerang dengan daya 120
watt. Lengkapi dengan filter Eheim
2034. 24
- Peralatan pokok dalam akuarium :
a. Aerator
Aerator atau vibrator gunanya untuk memasok oksigen dalam akuarium dan mengusir karbondioksida.
b. Filter
Filter yang sering dipasang untuk akuarium arwana yaitu filter temple yang portable atau filter gantung yang
dipasang pada bagian atas akuarium.
c. Lampu
Lampu akuarium biasanya dipasang pada penutup akuarium, sehingga tersembunyi dan hanya pantulannya saja yang
kelihatan menerangi arwana.
d. Thermometer
Thermometer dipakai untuk mengetahui suhu air akuarium.
e. Heater dan thermostat
Alat pemanas yang sering dipakai untuk menaikan suhu air adalah heater dan thermostat.Alat ini sangat
penting, bukan saja untuk
menaikan suhu hingga berada pada kisaran yang optimum, namun juga untuk mencegah agar suhu senantiasa stabil.
f. Kertas pH dan alat pengukur pH lainnya
Kertas pH dibutuhkan untuk mengetahui keasaman dari air akuarium, karena arwana membutuhkan air yang sedikit
asam sampai 25 netral.Untukmenetahui
cocok tidaknya keasaman air itu bisa dipakai kertas
lakmus dan alat pengukur pH lainya, seperti pH tester.
g. Alat –alat lainnya
Alat lainnya yang dibutuhkan dalam perawatan arwana misalnya selang plastic penyifon, ember plastic untuk
menampung dan membuang kotoran,
batu apung pembersih kaca, kain lap, dan lainya (Zulfi, 2008).
Kolam dan Perlengkapanya
Kolam arowana harus memenuhi persyaratan fisik dan higienis sebagai
berikut :
- Dasar dan dinding kolam harus kedap air dan kuat menahan air.
- Kolam harus mudah diisi air dan mudah dikeringkan dalam waktu singkat.
- Luas kolam antara 50-1.000 m2
- Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang.
- Dasar kolam dibuat miring, sekitar 20-30 derajat kearah saluran keluar.
- Buat kedalaman kolam antara 1-2 meter.
- Buat tempat pemasukan dan pengeluaran air, misalkan berupa pipa paralon yang dapat diputar.
Persyaratan fisik kolam sangat menentukan keberhasilan budidaya :
- Buat kontruksi kolam yang memungkinkan untuk membersihkan kolam.
- Kolam pemijahan sekaligus sebagai kolam penetasan dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok.
- Proses pendederan dapat dilakukan di akuarium (Zulfi, 2008).

PEMELIHARAAN BUDIDAYA
IKAN ARWANA
5.1
Padat Tebar benih
Benih
ikan dapat ditebar di kolam bila kondisi kolam telah memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1.) Kedalaman air dapat dipertahankan 60-75 cm
2.) Air sudah ditumbuhi plankton atau makanan
alami
3.) Kualitas airnya baik dengan kriteria
kandungan oksigen terlarut minimal 4 ppm, pH air 6-8, dan suhu air 23- C.
1. Padat penebaran
Faktor
yang menentukan padat penebaran adalah
pemberian pakan, kesuburan kolam, ukuran ikan yang ditebar, lamanya pemeliharaan
dan lain sebagainya.
2. Waktu Penebaran
Waktu
penebaran benih ikan umumnya dilakukan pada pagih hari atau sore hari, padasaat
airnya sejuk sehingga benih ikan yang ditebar tidak setress (mati).
3. Cara penebaran
- Penebaran ikan dilakukan dengan cara
aklimatisasi, yaitu penyesuaian suhu air pada wadah benih dengan air kolam,
penyesuaian kualitas air.
- Aklimatisasi dilakukan selama 15-30 menit
sampai suhu air pada wadah benih sama dengan air kolam dengan cara kantong
plasatik berisi benih ikan langsung di apungkan dalam air kolam.
- Pelepasan benih dilakukan dengan cara
memiringkan wadah benih sampai ikan keluar dengan sendirinya.
5.2
Pakan dan Pemberian Pakan
Menurut Susanto (2008), perawatan arwana baru bisa dikatakan
sempurna bila mampu memberinya makan dengan benar. Benar bukan hanya jenis dan
banyaknya makanan, tapi menyangkut juga teknik pemberiannya. Pada dasarnyaa
jenis pakan arwana dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu binatang asli penghuni
air dan binatang lain yang bukan berasal dari air. Antara lain yaitu :
1. Aneka ikan hidup
Makanan yang sering diberikan untuk
arwana adalah berbagai jenis ikan hidup. Ikan hias berukuran kecil atau benih
ikan konsumsi yang sering diberikan arwana adalah guppy (Poecilia reticulata),
molly (Poecilia mollinesia), platys koral (Poecilia maculatus),
dan benih ikan mas (Cyprinus carpio). (Susanto, 2008)
2. Jangkrik
Jika memberikan
pakan jangkrik, usahakan agar kakinya yang berduri & tajam dipotong
terlebih dulu. Gunanya agar tidak melukai mulut dan/ organ perut. Begitu juga
halnya jika memberi belalang.
3. Katak/kodok
Pemberian kodok bagi ikan arowana
juga dapat diberikan khususnya ntuk memacu pertumbuhan ikan arowana. Kodok
dapat memacu pertumbuhan ikan arowana dikarenakan kodok mengandung banyak lemak
dan daging sehingga akan menjadi sumber makanan yang baik untuk perkembanan
ikan.
4. Kecoak
Banyak sekali pro dan kontra tentang
pemberian kecoak sebagai pakan arowana mengingat kecoak berasal dari sumber ang
tidak bersih dan dikhawatirkan akan membawa bibit penyakit bagi ikan kesayangan
kita. Namun tidak dipungkiri kecoak adalah pakan yang ampuh bagi arowana
terutama jika diberikan pada ikan arowana yang sedang terkena penyakit
hilangnya nafsu makan atau yang disebut dengan penyakit mogok makan.
5. Udang hidup
Udang sungai yang sering ditangkap
di sungai, rawa atau danau merupakan makanan yang sangat disukai oleh arwana,
terutama arwana berukuran kecil. (Susanto, 2008)
Pemberian
pakan dapat dilihat dari caranya, waktunya, dan juga dosis yang diperlukan:
a. Cara
Pemberian Pakan
Makanan arwana sebaiknya beragam
agar arwana tiidak tergantung pada satu jenis makanan. Bila arwana terbiasa
dengan satu jenis makanan dan hanya menerima makanan jenis itu maka akan sangat
merepotkan bila suatu saat makanan tersebut sulit didapatkan.
b. Waktu
Pemberian Pakan
Frekuensi pemberian makan pada
arwana memang tidak diberikan patokan yang pasti. Menurut salah seorang hobiis,
makin sering arwana diberi makan akan tambah bagus. Ancar-ancar yang diberikan
adalah antara 3-4 kali sehari, yaitu pagi, siang, sore, dan malam hari.
Sekalipun demikian pemberian makan 2 kali sehari dianggap sudah cukup memadai.
c. Dosis
Pemberian Pakan
Dosis pemberian pakan biasanya yang
diberikan pada ikan-ikan pada umumnya yaitu untuk ikan indukan 5% dari bobot
tubuhnya sedangkan untuk benih ikan 15% dari bobot tubuhnya (Susanto, 2008).
5.3
Pengendalian Hama dan Penyakit
Salah satu resiko membudidayakan
ikan Arwana adalah mati karena penyakit seperti Redspot, Jamur, Gigit Ekor,
Stress dll. Di bawah ini diuraikan beberapa penyakit yang sering diderita
Arwana gejala dan cara penanggulangannya.
a. Penyakit Gigit Ekor
Sebelum menderita penyakit ini
biasanya arwana akan menunjukan perilaku yang lain daripada biasanya. Arwana
akan kelihatan gelisah dengan berenang hilir mudik kesana kemari. Beberapa hari
kemudian sirip ekor akan robek-robek selaputnya sehingga mirip sisir dan yang tertinggal
hanyalah jari-jari siripnya. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh sejenis
parasit yang menempel pada ekor arwana dan menyebabkan rasa gatal yang tidak
tertahankan.
Pengobatan penyakit ini tergolong
mudah. Pindahkan Arwana ke dalam aquarium lain yang bersih (steril) dan sudah
diisi dengan air yang memenuhi syarat. Masukan sekitar 20 tetes obat Tropical
Fish Medicine dan biarkan arwana tetap di dalamnya selama beberapa hari. Jangan
lupa membersihkan aquarium yang satunya agar nantinya arwana bisa menempati
kembali tanpa khawatir terjangkit lagi.
b. Mogok Makan
Arwana yang mogok makan biasanya
terlalu sering diberi kelabang hidup. Mereka akan enggan menerima makanan lain,
juga kelabang yang sudah mati. Jika sudah seperti ini maka puasakan arwana
selama kurang lebih seminggu jangan diberi makan apapun. Kemudian berilah
makanan jenis lain misalnya jangkrik, kadal, kodok kecil, atau ikan kecil. Bila
setelah seminggu arwana belum juga mau makan sebaiknya seiakan ikan hidup saja
karena tahan hidup. Perlu diperhatikan agar untuk menjaga arwana tidak juling
sebaiknya dipilih ikan penghuni permukaan seperti guppy. Dengan demikian kita
tidak perlu khawatir dan arwana mampu kembali seperti semula. Bila cara
tersebut masih belum memberi hasil maka kita biarkan saja sampai arwana mau
menerima makanan.
Alternatif lainnya adalah dengan
memberikan sebutir obat Hobbi Fishes ke dalam 200 liter air yang sering dipakai
untuk tempat arwana bersemayam. Obat berbentuk kapsul ini berkhasiat untuk
menyembuhkan stres dan berbagai penyakit serta untuk merangsang nafsu makan
arwana. Pilihan terakhir berikan kelabang seminggu sekali berselang seling
dengan jenis makanan lain.
c. Penyakit Mata Juling
Penyakit ini timbul karena banyak
hal. Terlalu seringnya ikan arwana berburu ikan di dasar atau pojok aquarium
dianggap sebagai salah satu penyebab utama. Tentu tidak berlebihan jika ada
nasehat untuk memberi makan arwana dengan yang mengapung saja. Terlalu sering
arwana melihat ikan kecil yang ada di bawahnya menyebabkan otot matanya bertambah
panjang. Mata yang melorot juga bisa disebabkan karena arwana kurang
mendapatkan sinar matahari yang cukup. Ini mungkin dikaitkan dengan khasiat
sinar matahari terhadap pertumbuhan mata manusia.
Untuk mengobati mata juling bisa
dilakukan dengan memindahkan arwana pada tempat yang lebih luas dan mendapat
sinar matahari langsung sambil diberi makanan yang terapung. tempat yang
dipilih bisa berupa bak dari bahan fiberglass atau bak semen. Dengan cara
tersebut maka 80% arwana akan sembuh. Cara lainnya adalah dengan melakukan
operasi kecil.
d. Dubur Ikan merah dan Membengkak
Apabila kita melihat dubur arwana
berwarna merah dan membengkak jangan sampai mengira bahwa mereka sedang birahi.
Itu pertanda bahwa arwana sedang kesulitan, yang dapat berujung pada kematian.
Dubur arwana memerah dan bengkak karena disebabkan oleh pemberian makanan yang
tidak bersih. Akibatnya pencernaan ikan terganggu sehingga arwana kesulitan
mengeluarkan ekskresinya.
Untuk
mencegahnya maka makanan harus dibersihkan sebelum diberikan pada arwana.
Apapun jenis makanan hidup yang diberikan sebaiknya dipuasakan dahulu selama
1-2 hari. Arwana yang menderita dubur merah dan bengkak bisaa diobati dengan
amonium sulfat (Siregar, 2004).

PANEN DAN PASCA PANEN
IKAN ARWANA
6.1 Panen
Sutarjo (2011), melalui
pemeliharaan induk yang baik maka secara alami pemijahan dapat terjadi dan
menghasilkan anakan yang dapat segera dipanen, rata-rata satu induk arwana
menghasilkan 30 larva.
Pemanenan benih
anakan dengan cara mengurangi volume air kolam kemudian menjaring seluruh ikan
yang ada dalam kolam termasuk anakan arwana yang tersebar didalam kolam
ditangkap dan yang masih ada didalam mulut induk dikeluarkan dengan cara
membuka mulut induk dan dituangkan dalam wadah/aquarium (Akbar, 2005).
6.2 Pasca-panen
Beberapa faktor yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengemasan benih di
antaranya adalah penyuntikan mikrochip, pemberokan, jenis kemasan dan cara
pengemasan.
a. Penyuntikan Mikrochip
Arwana termasuk jenis ikan langka dan dilindungi oleh pemerintah. Oleh karena
itu, perdagangan arwana harus dengan izin pemerintah. Untuk mencegah adanya
arwana ilegal yang beredar dalam pasar, arwana harus diberi label berupa
microchip sebagai tanda bahwa arwana tersebut legal.
b. Pemberokan
Benih yang akan dikemas sebaiknya sehat dan tidak cacat. Sebelum pengemasan
dilakukan, benih diberokkan terlebih dahulu. Benih arwana yang berumur 8 bulan
hingga satu tahun sebaiknya diberok selama 3 hari. Pemberokan bertujuan untuk
mengurangi kotoran yang ada dalam perut ikan sehingga saat dalam kemasan tidak
terlalu banyak atau sama sekli tidak mengeluarkan kotoran yang dapat
mempercepat penurunan kualitas air.
c. Jenis Kemasan dan Cara Pengemasan
Benih
yang akan dijual sebaiknya dikemas dalam sebuah kantong plastik yang diberi air
dan oksigen dengan perbandingan 1 : 3 agar tahan sampai ke tujuan. Kemasan
untuk benih arwana berupa plastik polietilen (PE) berukuran 70 x 140 cm2.
Setiap kemasan memiliki berat sekitar 20 kg. Agar arwana tidak mengalami stres
selama dalam kantong kemasan, sebaiknya mengikuti prosedur berikut ini.
- Mengisi plastik dengan air sebanyak kira-kira 18 liter.
- Memasukkan benih rwana ke dalam plastik. Setiap kemasan
plastik dapat diisi empat ekor benih arwana.
- Mengisi plastik dengan perbandingan air dan oksigen 1 : 3.
- Mengikat plastik kuat-kuat dengan karet.
Setelah
benih dikemas plastik, selanjutnya dimasukkan ke dalam dus yang telah dilapisi
styrofoam. Sebelum dus ditutup rapat, di sela-sela kantong plasti tersebut
diletakkan es sebanyak 1 kg yang telah di beri garam secukupnya. Kini benih
siap diangkut. Benih dalam kemasan ini tahan selama 18 jam (Momon dan Hartono, 2002).

PENUTUP
Arwana (Scleropages sp.) adalah ikan hias yang
memiliki sosok tubuh pipih memanjang dengan sisik indah berkilauan. Ikan ini
tampak begitu anggun memesona saat berenag di perairan, begitu tenang, kalem,
dan berwibawa. Tak heran jika sosok arwana yang memiliki julukan “si ikan kayangan”
ini bisa membuat orang jatuh hati saat
memandangnya. Menurut Apin (2005), dengan semakin
meningkatnya permintaan ikan arwana untuk saat ini, maka menyebabkan
budidaya ikan arwana mengalami peningkatan, sehingga secara langsung akan
memempengaruhi permintaan benih yang semakin meningkat pula. Akan tetapi,
kuantitas benih saat ini masih belum sepenuhnya terpenuhi terutama untuk
benih yang berkualitas baik sehingga pembenihan ikan arwana masih memiliki
prospek yang cukup baik.
Pemilihan
lokasi budidaya ikan arwana tidaklah mudah, kita harus mempersiapkan
faktor-faktor fisik, kimia, dan biologi kolam secara menyeluruh. Luas lahan pun
harus disesuaikan dengan skala usaha ekonomis. Adapun persyaratan secara non
teknis ialah salah satunya tempat budidaya harus dekat dengan permukiman
penduduk agar mudah mencari tenaga kerja maupun pemasaran, dan juga tersedianya
pakan ikan dan laboratorium hama dan penyakit ikan. Pakan ikan arwana dibagi 2
yaitu binatang asli penghuni air dan binatang lain yang bukan berasal dari air.
Penyakit
yang sering menyerang ikan arwana ialah penyakit gigit ekor, redspot, jamur,
dan stress. Cara menanggulanginya ialah salah satunya dengan dipindahkan ke
akuarium atau wadah lain, diberi pakan ikan yang berselang-seling jenisnya, dan
kolam harus sering dibersihkan.

Apin. 2005. Memilih Anakan dan Meningkatkan Kualitas
Arwana. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Kartini, S.
2009. Ternak Ikan Arwana. http://undip.ac.id
[23 Februari 2013].
Santana, A.
2011. Arowana. http://ocw.gunadarma.ac.id
[24 Februari 2013].
Siregar, M.
2004. Aspek Biologi Budidaya Ikan Arwana.
http://repository.ipb.ac.id [25 Februari 2013].
Susanto. 2008. Reproduksi Ikan Arwana. http:// repository.ipb.ac.id
[23 Februari 2013].
Zulfi, A. 2008. Budidaya Akuarium sederhana. http://
repository.undip.ac.id. [25 Februari 2013].