PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI
DIBIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN
INVESTASI IKAN KERAPU
YANG MENGUNTUNGKAN
Oleh
ADENIA CONSTANSIA SITEPU
110302024
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatNya penulis bisa menyelesaikan Makalah
Penggunaan Sistem Informasi di Bidang Perikanan dan Kelautan. Makalah ini
bertujuan sebagai salah satu syarat penilaian mata kuliah Sistem Informasi
Sumberdaya Perairan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Rusdi Leidonald, SP, M.Sc selaku Dosen Penanggungjawab mata kuliah
Sistem Informasi Sumberdaya Perairan yang telah mengarahkan dalam pembuatan
Makalah Penggunaan Sistem Informasi di Bidang Perikanan dan Kelautan.
Akhir kata, saya meminta maaf
apabila terdapat kesalahan penulisan maupun ejaan di dalam tugas laporan saya
ini.
Medan,
Maret
2013
Adenia C. Sitepu
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar belakang................................................................................... 1
1.2
Tujuan praktikum............................................................................... 2
BAB
II Tinjauan Pustaka
2.1 SIG.................................................................................................... 3
2.2 Komponen SIG................................................................................. 3
2.3 Peranan Bagi Lingkungan.................................................................... 3
2.4 Pemilihan Tempat............................................................................... 4
BAB III Bahan dan Metode
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................. 6
3.2 Alat
dan Bahan................................................................................... 6
3.3
Prosedur Praktikum.......................................................................................... 6
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil.................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan......................................................................................... 12
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 kesimpulan........................................................................................... 14
5.2 Saran ................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA

PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Ikan dengan mobilitasnya yang tinggi
akan lebih mudah dilacak disuatu area melalui teknologi ini karena ikan
cenderung berkumpul pada kondisi lingkungan tertentu seperti adanya
peristiwa upwelling, dinamika arus pusaran (eddy) dan daerah front gradient
pertemuan dua massa air yang berbeda baik itu salinitas, suhu atau klorofil-a.
Pengetahuan dasar yang dipakai dalam melakukan pengkajian adalah mencari
hubungan antara spesies ikan dan faktor lingkungan di sekelilingnya. Dari hasil
analisa ini akan diperoleh indikator oseanografi yang cocok untuk ikan
tertentu. Sebagai contoh ikan albacore tuna di laut utara Pasifik cenderung
terkonsetrasi pada kisaran suhu 18.5-21.5oC dan berassosiasi dengan tingkat
klorofil-a sekitar 0.3 mg m-3 (Polovia et al., 2001;
Zainuddin et al., 2004, 2006). Selanjutnya output yang didapatkan
dari indikator oseanografi yang bersesuaian dengan distribusi dan kelimpahan
ikan dipetakan dengan teknologi Sistem Informasi Geografi (Siregar, 2011).
Data indikator oseanografi yang
cocok untuk ikan perlu diintegrasikan dengan berbagai layer pada SIG karena
ikan sangat mungkin merespon bukan hanya pada satu parameter lingkungan saja,
tapi berbagai parameter yang saling berkaitan. Dengan kombinasi SIG, inderaja
dan data lapangan akan memberikan banyak informasi spasial misalnya dimana
posisi ikan banyak tertangkap, berapa jaraknya antara fishing base dan fishing
ground yang produktif serta kapan musim penangkapan ikan yang efektif. Tentu
saja hal ini akan memberi gambaran solusi tentang pertanyaan nelayan kapan dan
dimana bias mendapatkan banyak ikan (Abdul, 2008).
Indonesia
adalah negara kepulauan yang memiliki kekayaan laut melimpah, sungguh sangat
disayangkan apabila sumberdaya tersebut
tidak dapat dimanfaatkan hanya karena tidak adanya ketersediaan informasi
mengenai sumber daya tersebut, terutama sumber daya ikan laut. Sistem
informasi geografis perikanan Indonesia dapat memberikan informasi mengenai
daerah penyebaran ikan dan lokasi penangkapan ikan di sepanjang wilayah
perairan Indonesia. Perancangan sistem ini dimulai dengan melakukan
identifikasi dari pihak yang berkepentingan dengan sistem informasi geografis
perikanan Indonesia beserta kegiatan yang dapat dilakukan oleh pihak tersebut.
Keterhubungan antar obyek dalam sistem ini digambarkan melalui collaboration
diagram dan class diagram. Dengan adanya perancangan sistem
ini, diharapkan akan dapat mempermudah pembuatan aplikasi sistem informasi
geografis yang dapat mempermudah pengguna dalam mencari letak geografis dan
informasi dari tempat penangkapan dan penyebaran ikan yang strategis sesuai
dengan yang diinginkan
(Ahmad, 2012).
Instrumentasi Kelautan adalah suatu bidang ilmu kelautan yang erhubungan dengan alat-alat dan piranti
(device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang
lebih besar dan lebih kompleks dalam dunia kelautan. Pancaindera manusia memiliki kemampuan daya
pisah yang terbatas. Oleh karena itu, banyak masalah mengenai benda atau
organisme yang akan di amati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu (Hirman, 2009).
Negara Indonesia memiliki sumber daya laut yang melimpah,
terutama pada sumber daya perikanan lautnya. Terkait hal tersebut, terdapat
beberapa jenis informasi yang berhubungan dengan lokasi geografis wilayah sumber
daya perikanan laut di Indonesia (Kartini, 2010).
Pengembangan informasi oleh masing-masing pihak pun tidak
seragam. Sebagai contoh, pelaku
bisnis akan mendata atau menentukan
lokasi bisnis penangkapan yang prospektif berdasarkan lokasi geografis, pihak pemerintah mendata lokasi-lokasi
penangkapan beserta potensi pendapatannya. Keterhubungan antar obyek dalam
sistem ini digambarkan melalui collaboration diagram dan class
diagram (Nopitaari, 2009).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah :
1.
Agar
mahasiswa dapat lebih mengerti yang dimaksud dengan arcView
2.
Agar
pengaplikasian di bidang perikanan dan kelautan lebih mudah diperoleh datanya.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1
SIG
SIG adalah sistem yang berbasiskan
komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi
informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan
dan menganalisa objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan
karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian,
SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam
menangani data yang bereferensi geografi: (a) masukan, (b) manajemen data
(penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, (d)
keluaran.
Secara
prinsip tujuan umum pemrosesan data pada teknologi SIG yaitu mempresentasikan
(Ernawati, 2008) :
§ Input
§ Manipulasi
§ Pengelolaan
§ Query
§ Analysis
§ Visualisasi
2.2 Komponen
SIG
Komponen utama Sistem
Informasi Geografis dapat dibagi kedalam lima komponen utama yaitu :
1. Perangkat keras (Hardware)
2. Perangkat Lunak (Software)
3. Pemakai (User)
4. Data
5. Metode
Untuk
mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya terdapat dua jenis
data, yaitu:
§ Data
spasial, yaitu data yang berkaitan
dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan lokasi geografis atau
gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan
berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan
disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster)
yang memiliki nilai tertentu.
§ Data
non-spasial, disebut
juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau informasi-informasi
dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah
satu komponen utama dari Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak (software).
Dalam pendesainan peta digunakan salah satusoftware SIG yaitu
MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan sebuah perengkat lunak Sistem
Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat
lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam memvisualisasikan,
mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara geografis
(Djuanda, 2006).
2.3
Peranan Bagi Lingkungan
Salah satu alternatif yang menawarkan solusi terbaik adalah mengkombinasikan
kemampuan SIG dan penginderaan jauh (inderaja) kelautan. Dengan teknologi
inderaja faktor-faktor lingkungan laut yang mempengaruhi distribusi, migrasi
dan kelimpahan ikan dapat
diperoleh secara berkala, cepat dan dengan cakupan area yang luas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi di lingkungan :
§ suhu permukaan laut (SST),
§ tingkat konsentrasi klorofil-a,
§ perbedaan tinggi permukaan laut,
§ arah dan kecepatan arus dan tingkat
produktifitas primer (Ahmad, 2007).
Di bawah ini disajikan salah satu contoh aplikasi penggunaan
SIG dan inderaja pada penangkapan ikan tuna di laut utara Pasific (Gambar 1).
Disini terlihat bahwa dua database (satelit dan perikanan tuna)
dikombinasikan dalam mengembangkan spasial analysis daerah penangkapan ikan
tuna. Pada prinsipnya ada 4 layer/lapisan data yang diintegrasikan yaitu suhu
permukaan laut (SST) (NOAA/AVHRR), tingkat konsentrasi klorofil (SeaWiFS),
perbedaan tinggi permukaan air laut (SSHA) dan eddy kinetik energi (EKE) (AVISO).
Parameter pertama (SST) dipakai karena berhubungan dengan kesesuaian kondisi
fisiologi ikan dan thermoregulasi untuk ikan tuna; sedangkan parameter yang
kedua karena dapat menjelaskan tingkat produktifitas perairan yang berhubungan
dengan kelimpahan makanan ikan; sementara parameter yang ketiga berhubungan
dengan kondisi sirkulasi air daerah yang subur seperti eddy dan upwelling ; dan
parameter terakhir berhubungan dengan indeks untuk melihat daerah subur dan
kekuatan arus yang mungkin mempengaruhi distribusi ikan. Data penangkapan ikan
tuna (lingkaran putih pada peta yang ditunjukkan dengan tanda panah) diplot
pada peta lingkungan yang dibangkitkan dari citra satelit. Sedangkan panel atau
layer yang paling atas menunjukkan peta prediksi hasil tangkapan (Akbar, 2010).
2.4
Pemilihan Tempat
Pemilihan tempat penangkapan yang strategis sangat penting,
karena dengan pemilihan yang tepat akan
menghasilkan hasil yang sesuai dengan yang di harapkan, untuk mendapatkan hasil
yang lebih dari
yang diharapkan maka dibutuhkan SIG
dalam bidang perikanan. Sistem Informasi Geografis yang akan dibangun dibatasi
pada pencarian tempat penangkapan ikan yang strategis di negara Indonesia
khususnya pada jenis ikan pelagis besar dan pelagis kecil. Ikan pelagis adalah
ikan-ikan yang bergerak bebas di permukaan dan pertengahan perairan. Jenis ikan
pelagis dipilih karena jenis ikan ini merupakan hasil ekspor terbesar bagi
Indonesia dan merupakan jenis ikan yang banyak terdapat di wilayah
perairan Indonesia (Tambunan, 2009).
Beberapa yang termasuk ke dalam kelompok ikan pelagis besar
adalah cakalang
(Katsuwonus pelamis), tuna (Thunnus
spp), dan tongkol (Euthynnus spp). Beberapa yang termasuk ke dalam kelompok ikan pelagis kecil adalah kembung
(Rasralliger), layang (Decapterus), tembang
(Sardinella spp), dan selar (Selaroides spp). Selain tempat penangkapan ikan,
pemakai SIG dapat
melihat dan mengetahui informasi
dari jenis-jenis ikan yang terdapat di tempat tersebut (Weger, 2011).

HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Gambar 1. Sistem pengindraan Jauh
Gambar 2. Keramba Ikan
Kerapu
Gambar
3. Grading benih ikan kerapu
4.2
Pembahasan
Secara spesifik
hasil penelitian pendugaan potensi ikan pelagis menggambarkan bahwa tingkat pemanfaatan
ikan cakalang masih sekitar 15.39% dari jumlah hasil tangkapan yang
diperbolehkan (JTB) . Tingkat ekploitasi untuk ikan layang masih berkisar 49.7%
dari JTB. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat hasil tangkapan (produksi)
masih perlu ditingkatkan guna memanfaatkan segenap potensi sumberdaya ikan yang
ada di Perairan Selayar. Terkait dengan kebijakan perikanan tangkap di
Indonesia, mekanisme pengelolaannya ditentukan oleh nilai MSY. Dengan
memperhatikan prinsip kehati-hatian, sasaran pengelolaan perikanan tangkap
telah ditetapkan 80% dari nilai MSY (DKP, 2005).
Ada dua database yang digunakan yaitu fisheries database
dan satellite database. Kedua database tersebut dikombinasikan untuk
mendapatkan kondisi lingkungan yang disukai ikan tuna. Dengan menggunakan
software GIS (system informasi geografi), daerah potensial ikan tuna dapat
dideteksi dari indikator lingkungan yang suitable (cocok) dengan menggunakan
peta prediksi dan peta kontur. Kemudian daerah itu diperjelas (Enhancement)
menggunakan peta peluang (Envirinmental probability map) dari gabungan
faktor-faktor lingkungan dan data perikanan. Potensial habitat ini selanjutnya
diuji menggunakan mode statistik untuk memastikan dan memprediksi daerah
penangkapan yang produktif. Dan, dari hubungan kelimpahan ikan dengan indikator
faktor lingkungan yang sesuai digunakan untuk mensimulasikan jalur migrasi ikan
tuna dengan basis database dari suhu lingkungan.
Aplikasi database dalam bidang perikanan dan kelautan
telah mengalami banyak kemajuan yang bisa kita lihat dan akses lewat internet.
Sebagai contoh FIGIS (Fisheries Global Information System) menyediakan berbagai
informasi seperti statistik perikanan, peta sebaran ikan menurut spesies, issue
dan topik perikanan aktual, budidaya, perikanan laut dan teknologi penangkapan.
FAO juga menyediakan data dan informasi penting bagaimana profil perikanan di
suatu negara dapat dipilih dengan mudah melalui situsnya.
Disini terlihat bahwa dua database (satelit dan perikanan
tuna) dikombinasikan dalam mengembangkan spasial analysis daerah penangkapan
ikan tuna. Pada prinsipnya ada 4 layer/lapisan data yang diintegrasikan yaitu
suhu permukaan laut (SST) (NOAA/AVHRR), tingkat konsentrasi klorofil (SeaWiFS),
perbedaan tinggi permukaan air laut (SSHA) dan eddy kinetik energi (EKE)
(AVISO). Parameter pertama (SST) dipakai karena berhubungan dengan kesesuaian
kondisi fisiologi ikan dan thermoregulasi untuk ikan tuna; sedangkan parameter
yang kedua karena dapat menjelaskan tingkat produktifitas perairan yang
berhubungan dengan kelimpahan makanan ikan; sementara parameter yang ketiga
berhubungan dengan kondisi sirkulasi air daerah yang subur seperti eddy dan
upwelling ; dan parameter terakhir berhubungan dengan indeks untuk melihat
daerah subur dan kekuatan arus yang mungkin mempengaruhi distribusi ikan. Data
penangkapan ikan tuna (lingkaran putih pada peta yang ditunjukkan dengan tanda
panah) diplot pada peta lingkungan yang dibangkitkan dari citra satelit.
Sedangkan panel atau layer yang paling atas menunjukkan peta prediksi hasil
tangkapan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
4.1 Kesimpulan
Adapun hasil yang didapat adalah sebagai berikut
:
1. GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah
besar-besaran tentang bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan.
Teknologi GIS memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis Anda secara
keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan menemukan
hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.
2. Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu
penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi
yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna
(Curran, 1985). Foto udara, citra satelit, dan citra radar adalah beberapa
bentuk penginderaan jauh.
3. Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu ilmu
untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari
citra yang diperoleh dari jarak jauhSIG dapat dikatakan sebagai system,
subsitem, serta supersistem. Pengkasifikasian ini tergantung melihat SIG tersebut
dikondisikan.
4. SIG sebagai subsistem karena tedapat sub-sub
system SIG yang tediri atas beberapa element yang bersatu atau terintegritas
yang memiliki tujuan yang sama beberapa subsistem SIG dapat dijabarkan. SIG
sebagai sistem karena memiliki beberapa subsistem antara lain subsistem
penyimpanan, sub system manipulasi, subsistem input.
4.2 Saran
Agar mahasiswa mengetahui
mengaplikasikan sistem informasi dalam pengembangan budidaya perairan di
Indonesia.

Abdul,
M. 2008. Metode
Penangkapan Ikan.
Yayasan Dewi Sri. Bogor.
Ahmad,
M. 2012. Pengindraan Jauh dan SIG. Nuansa Geografi SMA/MA Kelas XII, Jakarta [6
April 2013]
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pangkajene Dan Kepulauan. 2007. Data Base
Potensi Kelautan dan Perikanan Wilayah Pesisir dan Kepulauan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
Akbar, K.
2010. Sistem
Informasi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perikanan Tangkap di Kabupaten
Padang Pariaman, Sumatera Barat. Skripsi Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap IPB, Bogor [6 April 2013]
Djuanda, S. 2006.
Strategi
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Ekosistem Di Pantura Barat Provinsi
Jawa Tengah. Skripsi
Fakultas Ekonomi UNDIP, Semarang [6 April 2013].
Ernawati, A. 2008. Laut Nusantara.
Djambatan. Jakarta.
Hirman, E. 2009.
Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi
Geografis. Penerbit Informatika. Bandung.
Kartini. 2010. Studi Daerah
Penangkapan Rawai Tuna Di Perairan Selatan Jawa Timur-Bali Pada Musim Timur
Berdasarkan Pola Distribusi Suhu Permukaan Laut Citra Satelit Noaa-Avhrr &
Data Hasil Tangkapan. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Program Studi Psp.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nopitasari, S.
2009. Aplikasi Satelit Aqua Modis Untuk
Memprediksi Model Pemetaan. Jurnal Ilmu Kelautan Vol. 14 No. 126-131 [6
April 2013].
Siregar, S. 2011.
Aplikasi Satelit Sistem Informasi
Vol. 15 No. 127-141 [6
April 2013].
Tambunan, L.
2009. Pengenalan SIG. Skripsi Fakultas Ekonomi UNDIP, Semarang [6
April 2013]
Weger, R. 2011. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.
Penerbit Informatika. Yogyakarta.
Adapun tugas ini berkaitan dengan :
http://msp1137yenniningsih.blogspot.com
http://msp1123santaodilia.blogspot.com
http://msp1110ematheresia.blogspot.com
http://msp1127dinartahutabarat.blogspot.com
http://msp1130uzizefanyagulo.blogspot.com
http://msp1137yenniningsih.blogspot.com
http://msp1123santaodilia.blogspot.com
http://msp1110ematheresia.blogspot.com
http://msp1127dinartahutabarat.blogspot.com
http://msp1130uzizefanyagulo.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar